Ulasan Good News 2025 Netflix: Satire Politik yang Menghibur

Ulasan Good News 2025 Netflix
Ulasan Good News 2025 Netflix

Sejak rilis globalnya di Netflix, film Korea Selatan berjudul Good News (2025) karya sutradara Byun Sung-hyun telah menarik perhatian luas. Bukan sekadar film thriller biasa, Good News hadir sebagai komedi gelap yang tajam, terinspirasi dari peristiwa pembajakan pesawat Japan Air Lines Penerbangan 351 pada tahun 1970. Dengan mengombinasikan ketegangan politik, absurditas birokrasi, dan humor yang cerdas, mari kita telusuri lebih dalam mengapa Ulasan Good News 2025 Netflix ini wajib masuk dalam daftar tontonan Anda.

 

Good News: Komedi Gelap di Tengah Krisis Internasional

 

Inti cerita Good News berlatar belakang tahun 1970, di mana sekelompok kecil anggota Faksi Tentara Merah Jepang membajak pesawat sipil JAL dengan tujuan membawanya ke Pyongyang, Korea Utara. Kejadian nyata ini adalah bahan yang serius, namun sutradara Byun Sung-hyun (yang juga dikenal lewat film Kill Boksoon dan Kingmaker) memilih jalur yang berisiko namun brilian: menyulapnya menjadi sebuah satire yang mengkritik kepengecutan birokrasi dan kekakuan politik internasional saat itu. Film ini secara eksplisit membuka diri dengan penegasan bahwa meskipun terinspirasi peristiwa nyata, sebagian besar karakter dan alurnya adalah fiktif. Kebebasan inilah yang memungkinkan Good News untuk secara totalitas mengeksplorasi elemen komedi absurdnya.

Plot kemudian berpusat pada upaya rahasia yang melibatkan tiga negara utama—Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat—untuk menyelesaikan krisis ini. Di Seoul, Direktur Badan Intelijen Pusat Korea (KCIA), Park Sang-hyeon (diperankan oleh Ryoo Seung-bum), memanggil sosok misterius yang hanya dikenal sebagai ‘Nobody’ (Sul Kyung-gu), seorang “pemecah masalah” tanpa identitas dan latar belakang resmi, untuk memimpin operasi penyelamatan rahasia ini. Rencana ‘Nobody’ yang cerdik—sekaligus gila—adalah menipu para pembajak agar mendarat di Korea Selatan dengan menyamarkan sebuah bandara agar terlihat persis seperti Pyongyang. Untuk misi ini, ‘Nobody’ merekrut Letnan Angkatan Udara yang idealis dan cerdik, Seo Go-myung (Hong Kyung), yang bertugas memanipulasi sinyal radio dari darat.

 

Mengapa Good News 2025 Netflix Patut Diapresiasi?

 

Salah satu aspek yang paling menonjol dari Good News adalah bagaimana ia dengan efektif mencampur dua genre yang kontras—thriller bertegangan tinggi dan komedi hitam yang menggelikan. Meskipun premisnya sarat bahaya, film ini menjaga ritme yang energik dengan lelucon yang muncul satu demi satu, seringkali menargetkan kebodohan sistem.

Pujian besar layak diberikan kepada naskah yang luwes dan sinematografi bergaya retro yang memukau. Visual film ini tampil unik dan dinamis, seringkali menggunakan teknik visual inventif—seperti perdebatan sepele tentang frekuensi radio disajikan ala adegan spaghetti western—yang memperkuat nuansa teaterikal dan satirenya. Setiap babak yang terbagi memiliki fokus dan energi yang berbeda, memastikan penonton tetap terpaku selama 136 menit durasi film.

Performa para aktor, khususnya Sul Kyung-gu sebagai ‘Nobody’, adalah kunci keberhasilan film. Dengan penampilan yang lusuh namun karismatik, ‘Nobody’ menjadi benang merah yang menavigasi kekacauan. Kontrasnya dengan Hong Kyung, yang memerankan Seo Go-myung sebagai karakter yang paling membumi dan tulus, menciptakan dinamika yang menarik dan membawa sentuhan kemanusiaan di tengah kekacauan politik.

 

Ulasan Good News 2025 Netflix tentang Satire dan Birokrasi

 

Hal yang paling kuat dari Ulasan Good News 2025 Netflix ini adalah kritik pedasnya terhadap birokrasi. Film ini dengan lantang menyindir para pejabat dan pemimpin negara yang sibuk melempar tanggung jawab, mementingkan citra politik, dan takut mengambil keputusan di saat krisis. Mulai dari pimpinan KCIA yang berharap sukses operasi ini akan meluluhkan hati Amerika, hingga pejabat Jepang yang kikuk dan tidak kompeten—semuanya digambarkan sebagai tokoh yang mementingkan diri sendiri dan hanya memiliki sedikit kepedulian sejati terhadap nyawa sandera.

Bahkan kelompok pembajak dari Faksi Tentara Merah Jepang pun tidak luput dari sindiran. Mereka ditampilkan sebagai sosok yang idealis namun ceroboh, bahkan tidak memiliki peta yang memadai untuk mencapai Pyongyang, membuat tujuan mereka terlihat konyol sejak awal. Satire ini universal: ia tidak hanya mengkritik satu pihak, melainkan menyoroti bagaimana dalam situasi genting, kepentingan politik seringkali mendominasi akal sehat dan kemanusiaan.

 

Apakah Good News Berakhir dengan Pendaratan yang Mulus?

 

Meskipun tempo film terasa sedikit melambat di paruh kedua, terutama ketika terlalu fokus pada adegan rapat birokrasi yang berkepanjangan, film ini berhasil mencapai pendaratan yang apik. Seperti banyak black comedy Korea, Good News tidak menawarkan akhir yang hitam putih, melainkan akhir yang sengaja mengaburkan garis antara fakta dan fiksi, antara kisah heroik yang ‘resmi’ dan intrik yang dimainkan di balik layar. ‘Nobody’ mungkin fiksi, tetapi keberadaannya menyiratkan bahwa di balik panggung politik, seringkali ada ‘hantu’ yang menarik benang tanpa pernah mendapat pujian.

Secara keseluruhan, Good News adalah tontonan yang cerdas dan energik. Film ini mungkin tidak berfungsi sebagai dokumen sejarah yang akurat, tetapi keberhasilannya dalam mengemas peristiwa kelam menjadi komedi yang sangat menghibur adalah bukti kehebatan sutradara Byun Sung-hyun. Bagi Anda yang menyukai film yang memadukan ketegangan thriller dengan humor gelap ala Coen Brothers, Ulasan Good News 2025 Netflix ini memastikan bahwa film ini adalah pilihan yang tepat.

Baca juga:

Informasi ini dipersembahkan oleh rajabotak

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *