Yang Perlu Diketahui Orang Tua
Sebelum kita masuk ke dalam ulasan film Until Dawn, para orang tua perlu tahu bahwa Until Dawn adalah film horor yang diadaptasi dari video game. Bercerita tentang lima sahabat yang terjebak dalam lingkaran waktu dan terus mengalami kematian di tangan seorang pembunuh gila setiap malam. Film ini sangat sadis dan penuh darah: ada adegan tubuh meledak, cipratan darah, tubuh terbelah dua, tusukan lewat mata, leher disayat, ditusuk, kepala dibenturkan, wajah dihantam palu godam, sampai isi perut dimakan.
Ada juga kekerasan yang cukup ekstrem terhadap perempuan: ditarik, dipukul, dibanting ke dinding, dijatuhkan, kepala dibenturkan, dalam kondisi terancam, dan lainnya. Selain itu, ada banyak jump scare, referensi ke bunuh diri, hal-hal menyeramkan, dan monster. Bahasa kasar sering digunakan seperti “f–k,” “s–t,” “a–hole,” “pr–k,” “hell,” serta seruan seperti “Jesus Christ” dan “oh my God.” Salah satu kaset VHS mengeluarkan suara porno singkat (erangan), tapi tidak ada adegan eksplisit yang terlihat.
Sinopsis
Setahun setelah saudara perempuannya, Melanie, menghilang secara misterius, Clover dan teman-temannya pergi ke lembah terpencil tempat Melanie terakhir terlihat, berharap bisa menemukan jawaban. Saat menjelajahi pusat pengunjung yang sudah lama ditinggalkan, mereka malah diburu oleh sosok bertopeng dan dibunuh secara brutal satu per satu… hanya untuk bangun kembali di awal malam yang sama.
Terjebak di lembah itu, mereka dipaksa untuk terus mengulangi malam mengerikan tersebut – dan setiap kali, ancamannya berbeda, masing-masing lebih menyeramkan dari sebelumnya. Saat harapan mulai menipis, mereka sadar kalau jumlah kematian mereka terbatas, dan satu-satunya jalan keluar adalah bertahan hidup sampai matahari terbit.
Ulasan Film Until Dawn
Film berdarah-darah ini punya beberapa momen menarik, tapi sayangnya gagal menjaga ritme cerita dan terasa makin aneh karena banyak hal yang tidak masuk akal. Dibangun seperti film horor “kabin di tengah hutan” dengan sentuhan Groundhog Day dan Happy Death Day, Until Dawn setidaknya berhasil melakukan satu hal dengan benar: karakter-karakternya benar-benar terasa seperti sahabat, bukan hanya sekumpulan stereotip yang dilemparkan oleh casting director.
Mereka terlihat punya sejarah bersama dan benar-benar peduli satu sama lain. Mereka bahkan menolak keluar dari lingkaran waktu kalau tidak bisa keluar bersama. Ini cukup menyentuh dan menyegarkan, tapi sayangnya berada dalam film yang ritmenya lelet. Contohnya, seorang karakter masuk lewat pintu, kamera berpindah ke ruangan lain sebentar, lalu kembali ke karakter pertama yang… masih baru saja melewati pintu itu. Aneh.
Yang lebih parah lagi adalah logika cerita di dalam film. Ada karakter penjahat yang katanya dalang dari semua kekacauan, tapi dia juga bilang bahwa semua ini sebenarnya berasal dari ketakutan dan kecemasan Clover sendiri. Kedengarannya mengada-ada. Lebih aneh lagi, si penjahat bisa menghidupkan semua orang kembali setiap malam, tanpa penjelasan apa pun. Singkatnya, Until Dawn hanya setengah-setengah menjelaskan ceritanya – ada sedikit “lore”, tapi banyak sisanya diabaikan begitu saja. Sepertinya, ide dasar film ini sebagai “slasher film dalam lingkaran waktu” yang terinspirasi dari game sudah cukup untuk membuatnya dapat dana produksi.
Detail Film
-
Sutradara: David F. Sandberg
-
Produser: Asad Qizilbash, Carter Swan, David F. Sandberg, Lotta Losten, Roy Lee, Gary Dauberman, Mia Maniscalco
-
Penulis Skenario: Gary Dauberman, Blair Butler
-
Distributor: Screen Gems
-
Rumah Produksi: Screen Gems, PlayStation Productions, Vertigo Entertainment
-
Rating: R (Bahasa kasar, kekerasan sadis berdarah, horor)
-
Genre: Horor, Misteri & Thriller
-
Bahasa Asli: Inggris
-
Tanggal Rilis (Bioskop): 25 April 2025
-
Tanggal Rilis (Streaming): 23 Mei 2025
-
Pendapatan Box Office (AS): $19.6 juta
-
Durasi: 1 jam 43 menit
-
Format Suara: Dolby Atmos, SDDS, Dolby Digital
-
Rasio Layar: Flat (1.85:1)
Baca juga: