Ulasan Film The Woman in the Yard: Teror Psikologis dan Duka

Ulasan Film The Woman in the Yard
Ulasan Film The Woman in the Yard

Film horor seringkali efektif ketika mengeksplorasi ketakutan yang paling mendasar, dan trauma psikologis adalah salah satu sumber ketakutan yang kaya. The Woman in the Yard, film horor psikologis terbaru dari rumah produksi ternama Blumhouse, mencoba menggabungkan teror supernatural dengan kedalaman emosi, sebuah formula yang terbukti ampuh dalam beberapa karya horor terbaik dekade ini. Disutradarai oleh Jaume Collet-Serra, sutradara di balik film-film menegangkan seperti Orphan dan The Shallows, film ini menawarkan premis sederhana yang mencekam: seorang ibu yang berduka mendapati sosok wanita misterius muncul dan perlahan mendekat di halaman rumahnya.

Bagi penonton yang mencari perpaduan antara kengerian yang sunyi dan drama yang intens, ini adalah Ulasan Film The Woman in the Yard yang perlu Anda simak. Film ini dirilis pada 28 Maret 2025 di Amerika Serikat.

 

Sinopsis: Trauma dan Sosok Misterius

 

Inti cerita berpusat pada Ramona, diperankan dengan intens oleh Danielle Deadwyler. Setelah selamat dari kecelakaan mobil fatal yang merenggut nyawa suaminya, David (Russell Hornsby), dan meninggalkan dirinya cacat serta lumpuh oleh kesedihan, Ramona harus berjuang merawat dua anaknya, Tay dan Annie, di rumah pedesaan terpencil mereka. Kehidupan keluarga ini sudah dipenuhi kekacauan, dengan Ramona yang jauh secara emosional dan rumah yang berantakan, mencerminkan kondisi batinnya.

Ketegangan dimulai ketika seorang wanita misterius, seluruhnya tertutup kain hitam, muncul dan duduk diam di kursi di halaman depan mereka. Sosok yang disebut “The Woman” ini (diperankan oleh Okwui Okpokwasili) tidak bergerak, tetapi secara bertahap semakin dekat ke rumah, sambil mengucapkan pesan-pesan yang mengganggu seperti, “Hari ini adalah harinya.”

Film ini memanfaatkan premis sinematik yang kuat—sesuatu yang mengganggu muncul di properti pribadi dan menolak untuk pergi. Kehadiran Wanita itu memperburuk kondisi Ramona, yang mulai mengalami hal-hal aneh dan halusinasi. Pertanyaan yang muncul di sepanjang film adalah: Apakah Wanita ini adalah entitas supranatural yang nyata, ataukah dia hanyalah manifestasi fisik dari trauma, rasa bersalah, dan niat bunuh diri Ramona yang tak terucapkan?

 

Kekuatan Utama: Penampilan Danielle Deadwyler

 

Tidak dapat disangkal, sorotan utama dan jangkar emosional film ini terletak pada penampilan luar biasa Danielle Deadwyler sebagai Ramona. Aktris yang sebelumnya mendapatkan pujian kritis untuk perannya dalam Till ini, membawa kedalaman yang mentah dan meyakinkan pada karakter Ramona. Ia berhasil menampilkan perjuangan seorang ibu yang bergulat dengan duka yang menghancurkan, rasa bersalah atas kecelakaan itu, dan tekanan mental yang membuatnya semakin menjauh dari anak-anaknya.

Ekspresi kemarahan, kelelahan, dan kehancuran Deadwyler mendorong narasi psikologis film ini. Bahkan ketika alur cerita mulai tersendat atau berbelok ke wilayah yang membingungkan, penampilannya membuat penonton tetap terlibat dalam penderitaan Ramona. Sosok Wanita di halaman, yang diam dan berbalut hitam, juga memberikan elemen visual yang mencolok dan sangat mengganggu. Collet-Serra dan sinematografer Pawel Pogorzelski menciptakan suasana yang cerah namun menyeramkan di rumah terpencil tersebut, seringkali membingkai Ramona di dalam rumah yang memandang keluar ke arah ancaman yang mendekat.

 

Kehilangan Arah dan Akhir yang Membingungkan

 

Meskipun film ini memulai perjalanannya dengan janji teror psikologis yang perlahan membakar (slow-burn), banyak Ulasan Film The Woman in the Yard yang menggarisbawahi kesulitan di babak ketiga. Selama satu jam pertama, ketegangan sangat efektif; ketidakpastian tentang identitas dan motif Wanita itu bekerja dengan sangat baik. Apakah dia adalah Kematian, perwujudan psikosis, ataukah ia adalah pembalasan atas rahasia gelap Ramona?

Sayangnya, dalam usahanya untuk mengungkap misteri dan memberikan makna, naskah Sam Stefanak (debutnya sebagai penulis skenario film panjang) justru menjadi kusut. Film ini mencoba terlalu keras untuk mencampur elemen horor supranatural dengan komentar psikologis tentang depresi dan ideasi bunuh diri. Ketika film mulai menjelaskan bahwa Wanita tersebut adalah perwujudan dari keinginan Ramona untuk bunuh diri—sebuah kekuatan yang dia doakan untuk membebaskannya—metafora yang tadinya tersirat menjadi terlalu gamblang (heavy-handed).

Alih-alih memberikan kesimpulan yang memuaskan atau bahkan ambiguitas yang mendalam, beberapa kritikus merasa akhir film terasa terburu-buru dan merusak perjalanan karakter Ramona. Usaha film untuk memiliki semuanya—horor entitas supernatural dan drama psikologis—menghasilkan plot yang terasa tidak berkomitmen pada salah satu genre tersebut, yang pada akhirnya mengurangi dampak kengerian yang telah dibangun dengan susah payah.

 

Kesimpulan Ulasan Film The Woman in the Yard

 

The Woman in the Yard adalah film yang menjanjikan, didukung oleh premis yang kuat dan penampilan sentral yang tak terlupakan dari Danielle Deadwyler. Film ini unggul dalam menggambarkan kekacauan dan keterasingan yang disebabkan oleh duka dan trauma yang tak teratasi. Collet-Serra menunjukkan keahliannya dalam membangun atmosfer yang mengancam di lokasi tunggal.

Namun, film ini tersandung di penghujung cerita. Ketika teror fisik digantikan oleh perdebatan metaforis, narasinya kehilangan cengkeramannya. Bagi penonton yang menghargai horor yang lebih reflektif dan psikologis, film ini layak ditonton berkat penampilan Deadwyler. Namun, bagi mereka yang mencari horor dengan alur yang kohesif dan jumpscare yang maksimal, film ini mungkin terasa seperti kesempatan yang terlewatkan untuk mencapai potensi penuhnya.

Baca juga:

Informasi ini dipersembahkan oleh paus empire

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *