Setelah vakum selama lebih dari tiga dekade, waralaba komedi parodi legendaris The Naked Gun kembali ke layar lebar dengan sentuhan modern. Film reboot yang dinantikan ini, berjudul sama, menghadirkan Letnan Frank Drebin Jr.—putra dari karakter ikonik Frank Drebin yang dahulu diperankan Leslie Nielsen—yang kini dimainkan oleh aktor serius, Liam Neeson. Review The Naked Gun versi baru ini menunjukkan bahwa komedi slapstick dan humor absurd ala Police Squad! masih memiliki tempat yang spesial di hati penonton, bahkan di era sinema yang didominasi oleh film-film superhero dan CGI.
Disutradarai oleh Akiva Schaffer dan diproduseri oleh Seth MacFarlane, film ini tidak mencoba meniru gaya klasik pendahulunya secara mentah-mentah, melainkan memberi penghormatan yang cerdas sekaligus menyegarkan. Neeson, yang identik dengan peran-peran aksi laga serius, secara mengejutkan tampil sangat cocok memerankan detektif yang ceroboh, canggung, dan tanpa sengaja selalu menghasilkan kekacauan. Penampilan deadpan (bermuka datar) Neeson saat melakukan hal-hal konyol adalah salah satu daya tarik utama yang membuat film ini bekerja.
Inti Cerita dan Kekuatan Liam Neeson
Plot cerita film ini berpusat pada Letnan Frank Drebin Jr. dari unit elite Police Squad. Drebin Jr. yang bersemangat untuk hidup sesuai dengan reputasi ayahnya, sayangnya, mewarisi semua kecerobohan sang ayah. Aksi Drebin Jr. dalam menuntaskan tugas sering kali berujung pada bencana, meskipun ia secara ajaib selalu berhasil mengungkap kebenaran.
Kasus utama dimulai ketika Drebin Jr. menyelidiki kematian misterius seorang insinyur yang awalnya dianggap sebagai kecelakaan. Penyelidikan ini membawanya berhadapan dengan Richard Cane (Danny Huston), seorang miliarder teknologi karismatik, yang Drebin Jr. yakini menyembunyikan konspirasi jahat. Di tengah intrik ini, Drebin Jr. bertemu dengan Beth Davenport (Pamela Anderson), seorang penulis novel kriminal yang juga saudara dari korban tewas. Hubungan canggung nan romantis mereka menjadi bumbu yang menggelitik di tengah rentetan kekonyolan.
Pemilihan Liam Neeson sebagai pemeran utama adalah sebuah perjudian yang berhasil. Alih-alih mencari komedian, film ini memilih aktor yang dikenal dingin dan serius. Kontras antara persona serius Neeson dengan dialog yang sepenuhnya absurd—dan adegan fisik yang konyol—menghasilkan level komedi yang unik. Neeson, yang tampil all out dalam setiap adegan konyol, berhasil melenyapkan citra aktor aksinya dan menjadikannya “meme berjalan” yang mengundang tawa. Keberaniannya untuk keluar dari zona nyaman patut diacungi jempol.
Absurditas yang Mempertahankan Warisan Komedi
Satu hal yang harus diingat saat menonton The Naked Gun adalah: tinggalkan logika Anda di rumah. Film ini dengan sengaja mengabaikan semua pakem penceritaan sinematik. Gaya komedi parodi (atau spoof) yang dipopulerkan oleh trio David Zucker, Jim Abrahams, dan Jerry Zucker—pencipta film aslinya—dipertahankan dengan baik.
Humor yang disajikan sangat beragam. Mulai dari slapstick klasik yang ceroboh, lelucon dialog (wordplay) yang cerdas meskipun terkadang tersesat dalam terjemahan subtitle, hingga lelucon visual yang muncul di latar belakang yang jika tidak diperhatikan bisa terlewatkan. Lelucon tentang budaya pop, penyamaran yang tidak masuk akal, atau bahkan adegan romantis dengan boneka salju, semuanya hadir dalam film ini. Tingkat keabsurdan ini terasa menyegarkan di tengah kelesuan film komedi modern.
Film ini membuktikan bahwa komedi tidak harus selalu cerdas dan bertele-tele. Terkadang, penonton hanya membutuhkan tontonan yang tolol, singkat, dan padat. Dengan durasi yang sangat ideal, hanya sekitar 85 menit, film ini tidak pernah membiarkan leluconnya terasa berlarut-larut atau garing. Setiap adegan dirancang untuk memicu tawa, bahkan jika itu adalah tawa karena geleng-geleng kepala melihat kekonyolan Drebin Jr.
Pesona Pendukung dan Sentuhan Nostalgia yang Tepat
Selain Liam Neeson, film ini juga didukung oleh para pemeran yang berkomitmen penuh pada kebodohan yang disajikan. Pamela Anderson, yang terkenal sebagai sex symbol era 90-an, juga menunjukkan komitmen yang mengejutkan, bahkan ketika karakternya menjadi objek parodi. Ia tidak hanya menjadi femme fatale biasa, tetapi juga rekan yang menyenangkan bagi Drebin Jr. Kimia antara Neeson dan Anderson terasa pas, menambahkan lapisan komedi romantis yang tidak terduga.
Paul Walter Hauser, sebagai Kapten Ed Hocken Jr., juga berhasil melanjutkan peran yang dulu dimainkan oleh George Kennedy dengan baik. Hauser menjadi penyeimbang yang stabil dan ‘normal’ di tengah kekacauan yang diciptakan Drebin Jr.
Keseluruhan film ini menjadi sebuah legacy sequel yang sukses. Ia menghormati sumber aslinya dari serial Police Squad! dan film tahun 1988, tetapi juga tahu bagaimana membuatnya relevan bagi penonton baru. Film ini bukanlah film yang harus dipikirkan secara mendalam; ini adalah film murni untuk hiburan, yang mampu membuat penonton tertawa terbahak-bahak dan melupakan sejenak masalah hidup.
Bagi penggemar Leslie Nielsen, film ini adalah nostalgia yang menyenangkan. Bagi penonton baru, ini adalah perkenalan yang sempurna ke dalam dunia Detektif Drebin yang kacau balau, sebuah dunia di mana segala sesuatu yang tidak masuk akal justru menjadi sangat lucu. Film ini berhasil menghidupkan kembali semangat komedi gila yang absurd dan menggelitik logika manusia normal. Review The Naked Gun ini menyimpulkan bahwa film ini adalah obat stres yang sangat direkomendasikan.
Baca juga:
- Happy Gilmore 2 Netflix Movie: Kembalinya Legenda dan Kontroversi Cameo
- Pemeran Bintang Film The Thursday Murder Club Siap Mencuri Perhatian
- Smurfs 2025: Review Film Komedi Musikal yang Penuh Warna dan Konflik Identitas
Informasi ini dipersembahkan oleh Empire88